Kamis, 27 Desember 2012

Jokowi "Pede" Banyak Investor Antre Danai "Deep Tunnel"

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengecek keadaan gorong-gorong di kawasan Bundaran HI, Jakarta Pusat, Rabu (26/12/2012). Tinjauan itu dilaksanakannya untuk mengantisipasi banjir di Ibu Kota terutama di jalan protokol Jakartaa
JAKARTA, KOMPAS.com — Untuk mengantisipasi datangnya banjir di Ibu Kota, terutama di jalan-jalan protol, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo merencanakan membangun proyek deep tunnel atau terowongan bawah tanah. Untuk mendanai pembangunan proyek yang rencananya sepanjang MT Haryono sampai Pluit tersebut, Jokowi akan mencari investor yang bersedia membangun terowongan bawah tanah.

Pembangunan melalui investor, menurut Jokowi, sebagai langkah karena pembangunan tersebut tidak masuk Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (RAPBD) DKI 2013.

"Ya tidak apa, bisa pakai APBD, bisa juga pakai investor, keduanya bisa. Tapi, saya inginnya pakai investor saja," kata Jokowi di Balaikota Jakarta, Kamis (27/12/2012).

Sampai saat ini, kata dia, belum ada investor yang berminat mendanai proyek yang diperkirakan mencapai Rp 16 Triliun tersebut. Namun, Jokowi percaya diri apabila para investor sudah banyak yang mengetahui proyek tersebut, banyak yang berminat mendanai proyek tersebut.

"Nanti Januari kalau semuanya sudah dengar proyeknya seperti itu, pasti pada mengantre. Lihat saja, karena itu visibel," kata Jokowi.

Kepercayaan diri Jokowi itu karena ia berpikir bahwa proyek terowongan tersebut tidak hanya berfungsi untuk pencegahan banjir, tetapi juga multifungsi.

"Bisa untuk kabel optik, kabel listrik, air limbah, buangan air limbah yang digunakan setelah banjir. Ya, kenapa tidak? Karena penggunaannya tidak hanya untuk banjir," ujarnya.

Jokowi mencontohkan salah satu kota di negara lain yang sudah menerapkan deep tunnel ada di Kuala Lumpur. Jadi, ia merasa proyek tersebut tidak perlu dikaji kembali. Lagi pula, proyek deep tunnel ini telah digagas sejak kepemimpinan mantan Gubernur DKI Sutiyoso pada tahun 2007.

"Katanya kan juga sudah digagas sejak lama, seperti MRT yang sudah dikaji sejak 25 tahun lalu. Nanti kalau diuja-uji malah enggak jadi-jadi nanti. Habis waktu saya untuk uja-uji saja," kata Jokowi.

Jokowi pun memastikan ingin memulai pembangunan ini secepat-cepatnya dengan target empat sampai lima tahun. Untuk pendanaan, Jokowi kembali menegaskan ingin menggunakan pendanaan dari investor agar dapat melakukan sebuah terobosan.

"Pengennya kita enggak pakai APBD-lah baru mau kita carikan investornya. Kita buka dulu kalau pakai investor ya karena kalau investor lebih cepat mulainya. Kalau tidak meloncat melakukan terobosan, kita hanya rutin seperti ini terus, ya begini terus," kata Jokow

0 komentar:

Posting Komentar